http://www.meebo.com/rooms

Ahad, 19 Julai 2009

LELAKI BEBAS


Tatkala Imam Ali menduduki tampuk kekhalifahan, orang-orang yang rakus dunia menentang beliau sehingga pecahlah Perang Jamal. Seusai perang jamal, Muawiyah yang berkuasa di Suriah, mengklaim diri sebagai khalifah dan mempersiapkan perang besar melawan pasukan Imam Ali (Perang Shiffin). Perang ini terjadi pada tahun 36H. selama peperangan, terjadi surat menyurat antara Imam Ali dan Muawiyah.


Suatu hari, seorang lekaki bernama Aswad bin 'Arfajah berteriak lantang dalam majlis Muawiyah, "Celakalah negkau, hai Muawiyah. Peran apa yang engkau mainkan setiap hari? Adakalanya engkau menulis surat, dan adakalanya pula engkau menipu rakyat dengan berbagai surat. Adakalanya engkau memanfaatkan Syarhubail (seorang pemuka masyarakat) untuk mempengaruhi rakyat (supaya berpihak padamu). Ketahuilah, semua itu takkan menguntungkanmu." lalu ia melantunkan bait-bait syair: Pada hari ini waspadalah terhadap keganasan singa perkasa, Yang pabila datang kan mengalahkan satria-satria perang."


Bait-bait syair penuh semangat ini bagaikan pukulan telak yang mengenai wajah Muawiyah sehingga nwnbuatnya murka. Api kegusaran langsung membakar hatinya. Lalu dengan suara lantang, ia berteriak, "Wahai Putra 'Arfajah, siapa ysng kau msksudkan dengan singa perkasa yang denganya engkau menakut-nakutiku?"


Aswad mengatakan, "apakah engkau tak tahu? singa itu adalah Ali bin Abi Thalib, saudara Rasulullah saww, putra pmannya, suami putrinya, ayah Al-hasan dan Al-Husain, washinya, dan pewaris ilmunya. Dia adalah orang yang dalam perang Badar telah membinasakan pamanmu, Uthbah; sepupumu, Walid; paman ibumu, Syibah; dan saudaramu, Handhalah dengan pedangnya yang tajam."


Muawiyah tenggelam dalam kemarahan. Dia sangat murka mendengar kata-kata tajam lelaki itu. Tiba-tiba, dia menarik kepala lelaki itu seraya memerintahkan pengawalnya,"Penjarakan orang ini!"


Pengawal muawiyah segera menagkap Aswad bin 'Arfajah. Tapi Syarhubail berkata kepada Muawiyah, "Perintahkanlah anak buahmu untuk membebaskan putra 'Arfajah! Sebab dia orang mulia dan salah satu pemuka. Dia pemimpin dan dipatuhi di tengah keluarganya. Mereka mematuhi perintahnya. Jika engkau tidak membebaskannya, saya akan membatalkan baiat padamu." Akhirnya Muawiyah membebaskan Aswad bin 'Arjafah. Dia kemudian berkata kepada Syarhubail, "Meskipun kesalahannya amat besar, tapi aku memaafkannya demi kamu."


Tiada ulasan:

Catat Ulasan